Senin, 15 Juni 2009

Uang

A. PERMINTAAN DAN PENAWARAN UANG
1. Uang
a. Pengertian Uang
Perekonomian barter adalah suatu system kegiatan ekonomi masyarakat dimana kegiatan produksi dan perdagangan masih sangat sederhana, kegiatan tukar menukar masih terbatas dan jual beli dilakukan secara pertukaran barang dengan barang atau barter.
Kelemahan Barter:
1. Memerlukan kehendak ganda yang serasi/selaras (double coincidence of wants).
2. Penentuan harga yang sulit dilakukan.
3. Membatasi pilihan pembeli.
4. Menyulitkan pembayaran tunda.
5. Sukar menyimpan kekayaan.

Beberapa benda yang pernah berfungsi sebagai uang:
Tanah liat, kulit kerang, manik-manik, kulit kura-kura, gigi ikan paus, taring babi, kulit kepala burung pelatuk, ternak (babi, kuda, biri-biri, kambing), budak, beras, teh, tembakau, kendi, bulu domba, garam, jagung, anggur, bir, pisau, cangkul, jambangan, perahu, porselen, batu, besi, tembaga, kuningan, perak, emas, campuran emas & perak, timah, perunggu, nikel, kertas, kulit, papan, kartu.

Uang adalah segala sesuatu yang disetujui oleh masyarakat sebagai media perantara/pertukaran/alat pembayaran dalam transaksi ekonomi.
Uang dapat digunakan sebagai alat tukar apabila memenuhi beberapa syarat:
1. Nilainya stabil, yaitu tidak mengalami perubahan dari waktu ke waktu.
2. Bersifat tahan lama dan tidak mudah rusak.
3. Mudah di simpan.
4. Terdiri dari nilai nominal.
5. Memiliki jumlah tertentu dan tidak berlebihan.

b. Fungsi Uang
Berdasarkan teori moneter uang mempunyai dua fungsi yaitu:
1. Fungsi Asli:
a. Uang sebagai alat tukar. Misal: Punya beras, ingin singkong. Beras dijual, uang hasil penjualan beras dibelikan singkong.
b. Uang sebagai alat satuan hitung. Mengukur nilai suatu barang (harga).
2. Fungsi Turunan:
a. Uang sebagai alat pembayaran. Misal membayar pajak, listrik, telp, spp, ongkos,dll.
b. Uang sebagai alat penyimpan kekayaan. Kelebihan penghasilan dapat menyimpannya sebagai kekayaan (ditabung/ dibelikan barang)
c. Uang sebagai pembayaran masa depan. Cicilan utang atau angsuran/menyatakan besarnya utang
d. Uang sebagai alat untuk menentukan harga. Menentukan tinggi rendahnya harga.

c. Nilai Uang
1. Nilai Nominal, yaitu nilai yang tercantum dalam suatu mata uang.
2. Nilai Intrinsik, yaitu nilai fisik yang terkandung dalam suatu mata uang atau nilai bahan pembuat uang itu.
3. Nilai Internal, yaitu nilai uang yang diukur dari jumlah barang yang dapat ditukar oleh suatu mata uang. Disebut juga nilai riil.
4. Nilai eksternal, yaitu nilai suatu mata uang yang diukur dengan mata uang Negara lain.

d. Jenis-jenis Uang
1. Menurut bahan pembuatannya
a. Uang logam.
Kelebihannya:
- Kuat dan tahan lama
- Mudah disimpan
- Mudah dibawa kemana-mana
- Mudah ditukar dengan barang
Kelemahannya:
- Membawa uang logam dalam jumlah yang besar menimbulkan beban yang berat
- Transaksi yang berjauhan akan menimbulkan biaya transfortasi dan resiko tinggi
- Persediaan logam sangat terbatas
b. Uang kertas.
Kelebihannya:
- Tidak mudah dipalsukan
- Lebih ringan/mudah dibawa
- Nominalnya lebih besar dibandingkan uang logam
- Mengandung resiko yang tidak terlalu besar
Kelemahannya:
- Kekuatannya lebih rendah dibandingkan uang logam
2. Menurut berlakunya sebagai alat pembayaran
a. Uang kartal, yaitu uang tunai sebagai alat pembayaran yang digunakan oleh masyarakat didalam transaksi jual beli sehari-hari. (Uang kertas dan uang logam yang beredar di masyarakat)
b. Uang giral, yaitu dana yang disimpan pada bank-bank umum yang sewaktu-waktu dapat digunakan oleh pemiliknya, atau simpanan seseorang pada suatu bank yang dapat diambil sewaktu-waktu dengan menggunakan cek atau giro bilyet.
Cek yaitu surat perintah kepada bank untuk membayar sejumlah uang dari rekening kepada orang yang disebutkan dalam cek tersebut.
Giro bilyet digunakan untuk mentransfer uang giral dari rekening seseorang ke rekening pihak lain.

3. Menurut Nilainya
a. Full bodied money, yaitu apabila nilai yang tertera pada uang tersebut sama nilainya dengan bahan yang digunakan. Nilai nominal = nilai intrinsic.
b. Token Money, yaitu apabila nilai yang tertera pada uang lebih tinggi dari nilai bahan yang digunakan. Nilai nominal > nilai intrinsic.
4. Menurut lembaga yang mengeluarkan
a. Uang Bank sentral, yang digunakan sehari-hari (uang kartal)
b. Uang Bank Umum, (uang giral/cek, giro)

Info Ekonomi
A. Ciri-ciri uang kertas rupiah
1. Bahan kertas yaitu kapas 100%, kecuali pecahan:
- Rp 100,- terbuat dari campuran kapas 75% dan kayu 25%
- Rp 100.000,- terbuat dari polymer substrate
2. Benang pengaman, kecuali untuk pecahan Rp 500,- dan Rp 100,-
3. Tanda air berupa gambar pahlawan nasional kecuali pada pecahan Rp 100.000,- bergambar Garuda Pancasila.
4. Serat-serat warna-warni yang ditempatkan pada bahan secara menyebar atau pada tempat tertentu.
5. Gambar lambang Negara, Garuda Pancasila.
6. Tulisan Bank Indonesia.
7. Gambar utama di bagiam muka dan belakang.
8. Nilai nominal dalam huruf dan angka.
9. Tahun penerbitan serta tanda tangan Gubernur dan direktur/ Deputi Gubernur BI.
10. Nomor seri di kanan atas dan kiri bawah bagian belakang uang.
11. Teks ketentuan pidana kecuali pada pecahan Rp 50.000,- dan Rp 100.000,-
Tanda-tanda uang kertas rupiah asli
1. Tanda air, pada uang kertas terdapat tanda air berupa gambar yang dapat dilihat bila diterawang kea rah cahaya.
2. Benang pengaman, ditanam di tengah ketebalan kertas, sehingga tampak sebagai garis melintang dari atas ke bawah, dapat dibuat tidak memedar maupun memedar di bawah sinar ultraviolet dengan satu warna atau beberapa warna.
3. Cetak Intaglio, cetakan timbul yang terasa apabila diraba.
4. Rectoverso, pencetakan suatu ragam bentuk yang menghasilakn cetakan pada bagian muka dan belakang beradu tepat (saling mengisi).
5. Optical variable ink, hasil cetak mengkilap (glittering) yang berubah-ubah warnanya bila dilihat dari sudut pandang yang berbeda.
6. Huruf mikro, pencetakan tulisan dalam ukuran mikro dan hanya dapat dilihat dengan kaca pembesar.
7. Invisible Ink, Hasil cetakan tidak kasat mata tetapi tampak jelas memedar di bawah sinar ultraviolet.
8. Multi Layer Latent Image/Metal Layer, teknik cetak dimana dalam satu bidang cetakan terlihat lebih dari satu objek gambar bila dilihat dari sudut pandang berbeda.
9. Color Window/Clear Window, pada uang kertas terdapat bagian yang terbuat dari plastic transparan berwarna/tidak berwarna.

Yang harus dilakukan bila menerima uang palsu
1. Masyarakat umum agar melaporkan uang palsu tersebut kepada BI, Bank Umum atau kepolisian.
2. Bank umum agar melakukan hal-hal berikut:
a. Tahan uang palsu tsb dan tidak diganti.
b. Tidak boleh merusak fisik uang.
c. Mencatat identitas pelapor/penyetor.
d. Membuat laporan ke Bank Indonesia.

Cara memperlakukan Uang:
1. Simpanlah uang secara benar pada tempatnya.
2. Hindari merusak fisik uang dari coretan-coretan, straples, selotif, peremasan dsb.
3. Uang lusuh, rusak, terbakar dan cacat dapat ditukarkan ke BI.

2. Permintaan dan Penawaran Uang
a. Permintaan uang adalah jumlah uang yang diinginkan oleh seluruh masyarakat untuk mengadakan transaksi pada suatu wilayah dan waktu tertentu.
Teori Permintaan Uang
1. Irving Fisher, berpendapat bahwa orang bersedia memegang uang karena kegunaannya dalam memudahkan transaksi dan dipengaruhi oleh factor-faktor kelembagaan (cara pembayaran) yang ada dalam suatu masyarakat.
Rumus MV = PT
M = Volume uang di masyarakat (Money)
V = Rata-rata perputaran/pertukaran uang (Velocity circulation of money)
P = Harga rata-rata barang. (Price)
T = Volume transaksi/Jumlah barang yang diperdagangkan (Trade)
Contoh:
Jika jumlah uang yang beredar di masyarakat (M) Rp 100.000,00 sedangkan kecepatan peredaran uang (V) 50 kali dari jumlah barang yang diperdagangkan (T) 500.000.000 satuan, maka kecenderungan harga (P) adalah …..
P=Rp 10
2. Cambridge (Marshall-Pigou)
Permintaan akan uang berpangkal pada fungsi uang sebagai alat tukar pada umumnya/medium of change, dengan kata lain bahwa kebutuhan uang di masyarakat sebagai kebutuhan akan alat-alat likuid untuk tujuan transaksi.
Pendekatan yang paling penting dari teori Cambridge adalah perilaku individu dalam membuat keputusan (obligasi, saham, aktiva, dsb)
Rumus M = K.P.Y
M = Jumlah Uang
P = Tingkat Bunga
Y = Pendapatan Riil
K = Perbandingan antara permintaan uang dengan pendapatan

3. Teori Keynes
Teori permintaan akan uang dari Keynes merupakan bagian dari teori ekonomi makro yang dituangkan dalam bukunya “The General Theory of Employment, Interest and Money”
Pendekatan-pendekatannya:
1. Fungsi uang sebagai “medium of exchange” (alat tukar) dan sebagai “store of value” (penyimpanan daya beli).
2. Keynes hanya memusatkan perhatiannya hanya pada satu variable yaitu tingkat bunga.
Store of value disebut juga dengan teori Liquidity Preference (Pilihan Likuiditas/tingkat bunga modal yang disebabkan permintaan dan penawaran uang)
Ada tiga motif (alasan) masyarakat memegang uang yaitu sbb:
a. Motif Transaksi (Transaction Motive), motif ini dipengaruhi oleh pendapatan nasional dan tingkat bunga.
b. Motif berjaga-jaga (Precontionary motive), membayar hal-hal yang tak terduga,
Motif ini dipengaruhi oleh: penghasilan, tingkat bunga, pendapatan nasional.
c. Motif Spekulasi (speculative motive), motif dari pemegang uang ini terutama bertujuan untuk memperoleh keuntungan sesuai dengan perkiraan pada waktu mendatang. Misalnya: pembelian surat-surat berharga. Motif ini dipengaruhi oleh tingkat suku bunga. Suku bunga naik maka harga oblogasi turun.
b. Skedul Permintaan Uang
Skedul permintaan uang merupakan kurva yang menunjukkan hubungan antara jumlah uang yang diminta dengan suku bunga. Skedul permintaan ini dipengaruhi oleh tiga motif masyarakat memegang uang (motif transaksi, motif berjaga-jaga, motif spekulasi).
Sebelum kita membuat skedul permintaan kita harus mengetahui tentang pengertian uang beredar. Ada dua pengertian uang beredar:
1. Narrow money (M1)/uang dalam arti sempit, berarti semua kewajiban system moneter (bank sentral dan bank umum) kepada masyarakat. M1 terdiri dari mata uang, traveler cheque, rekening Koran (daftar utang piutang antara lembaga keuangan dengan pihak perorangan atau perusahaan) dan simpanan lain yang mudah dicairkan.
2. Broad money (M2)/uang dalam arti luas, adalah M1 ditambah dengan uang kuasi (tabungan, deposito jangka pendek, pasar uang)
Grafik tersebut menunjukkan, jika suku bunga menurun, maka jumlah uang yang diminta dan beredar meningkat
Jika pendapatan nasional meningkat, maka permintaan uang untuk transaksi ataupun berjaga-jaga akan turut meningkat.

c. Penawaran Uang adalah jumlah uang yang ada dan siap beredar untuk keperluan transaksi bagi masyarakat pada suatu wilayah dan waktu tertentu.
Jumlah uang yang beredar sangat ditentukan oleh kebijakan moneter yang diambil oleh bank sentral. Jika bank sentral memperbanyak jumlah uang yang beredar maka penawaran uang akan bertambah dan sebaliknya jika bank sentral mengurangi jumlah uang yang beredar maka penawaran uang akan berkurang.

Faktor yang mempengaruhi penawaran uang:
a. Pendapatan
b. Tingkat suku bunga
c. Selera masyarakat (model atau tren/mode)
d. Harga barang (harga naik peredaran uang banyak)
e. Fasilitas kredit (semakin banyak orang menggunakan kredit maka uang tunai akan berkurang)
f. Kekayaan masyarakat (semakin banyak kekayaan masyarakat maka uang yang beredar di masyarakat semakin sedikit).

Pengertian uang beredar dalam arti sempit adalah penjumlahan dari uang kartal dan uang giral

Faktor-faktor yang mempengaruhi jumlah uang yang beredar di masyarakat:
1) Tingkat pertumbuhan ekonomi
2) Tingkat pengeluaran pemerintah
3) Jumlah uang baru
4) Kecepatan peredaran uang
5) Pembelian obligasi pemerintah oleh Bank Indonesia
6) Jumlah cadangan minimum
7) Kebijakan pemerintah

Skedul Penawaran Uang
Penawaran uang menunjukkan pada kondisi jumlah uang yang beredar dalam perekonomian suatu Negara.
Jumlah uang yang beredar dikendalikan oleh bank sentral.

Bank sentral mempunyai wewenang untuk mengubah jumlah uang beredar dengan cara mengubah jumlah cadangan pada system perbankan melalui penjualan dan pembelian obligasi pemerintah di operasi pasar terbuka

Ketika membeli obligasi pemerintah yang dibayarkan didepositokan di bank-bank sehingga jumlah cadangan di bank meningkat.

Ketika menjual obligasi pemerintah, uang yang diterima ditarik dari bank-bank sehingga jumlah cadangan di bank akan menurun.
Sehingga suku bunga tidak berpengaruh terhadap stabilitas jumlah uang yang beredar.

STANDAR MONETER
Standar moneter atau standar uang adalah sesuatu yang dijadikan sebagai dasar untuk mencetak uang pada suatu Negara.

Jenis-jenis Standar Moneter
1. Standar bukan logam (Non Metalic Standart), disebut juga standar kertas yaitu system keuangan dimana nilai tiap satuan uang tidak lagi ditentukan dengan berat tertentu logam mulia. Pada sistem ini uang kertas diterima sebagai alat pembayaran yang sah karena masyarakat percaya pada penguasa moneter. Uang kertas ini hanya dikeluarkan oleh bank sentral dan dijamin.
Kelebihan standar kertas antara lain:
1. Bahan untuk membuat uang kertas mudah dicari dari harganya murah.
2. Sebagai alat pembayaran yang sah, uang kertas cenderung stabil.

Kelemahan standar kertas:
1. Tergantung pada kepercayaan masyarakat.
2. Mencapai kestabilan nilai uang itu agak rumit.

2. Standar Logam (Metalic Standart)
a. Standar Tunggal
Standar tunggal adalah sistem moneter yang berdasarkan pada satu jenis logam, terdiri dari:
1. Standar emas penuh (Full Gold Standart)
Adalah uang emas yang beredar di masyarakat sepenuhnya digunakan dalam sistem keuangan dan dijamin sepenuhnya oleh otoritas moneter. Pemerintah harus memberikan izin kepada masyarakat untuk menjadikan emas sebagai mata uang.
2. Standar inti emas (Gold Bullion Standart)
Pada sistem ini emas tidak beredar di tengah-tengah masyarakat, yang beredar hanya uang kertas dan perak. Masyarakat tidak diberi hak untuk dapat menjadikan emas sebagai mata uang. Dalam hal ini persediaan emas di dalam negeri digunakan sebagai cadangan untuk membayar utang luar negeri.
3. Standar wesel emas (Gold Exchange Standart)
Adalah suatu sistem dimana bank sentral tidak menukar emas dengan uang kertas, namun disimpan sebagai persediaan saham investasi luar negeri.

b. Standar Kembar
adalah suatu sistem keuangan yang menggunakan dua jenis standar mata uang yaitu emas dan standar perak dengan nilai perbandingan ditetapkan pemerintah. Sistem standar kembar ini diberlakukan untuk mencegah jika terjadi kekurangan pasokan bahan salah satu logam.

c. Standar Pincang
Setandar pincang ini mungkin hanya akan terjadi pada Negara-negara yang menggunakan standar kembar. Supaya nilai uang tetap sama dengan nilai emas atau perak, maka masyarakat harus boleh melebur uang emas dan pemerintah harus mau memperjualbelikan emas dan perak. Tapi dalam standar pincang, hak melebur uang ini dicabut.

Kelebihan standar emas:
1. Nilai tukar emas stabil sehingga mengurangi resiko ketidakpastian dan mendorong volume perdagangan internasional.
2. Standar emas secara otomatis menyeimbangkan antara surplus dan defisit.
Kelemahan standar emas:
1. Negara yang mengeluarkan emas akan menghadapi masalah pengangguran sedangkan yang menerima emas akan menghadapi masalah inflasi.
2. Bagi Negara yang tidak mempunyai cadangan emas yang banyak, maka akan mengalami kesulitan yang pada akhirnya dapat menyebabkan krisis ekonomi karena persediaan emas tidak mencukupi untuk melakukan semua transaksi.
3. Sistem ini tidak dapat berjalan otomatis. Pada Negara maju masuknya emas menyebabkan peredaran uang menjadi terbatas. Masuknya emas tidak otomatis menjadikan naiknya impor. Sifat otomatis ini hanya berlaku di Negara berkembang yang tergantung pada emas, dan pada akhirnya akan terjadi kelebihan emas di suatu Negara dan ada Negara yang kehabisan emas.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar